Senin,
30 Oktober 2017
“The
First Story When I Came to The Campus”
Oleh.
Sulistiana
Hari pertama kuliah di UPI rasanya seperti dihadapi selembaran
kertas dan disediakan sebuah pena. Ya.. itu yang saya rasakan. Mau diisi apa
kertas kosong tersebut adalah hak milik saya. Sudah terbayang gambaran seperti
apa yang akan mengisi kekosongan itu, tapi mungkin itu masih sebatas khayal
yang menjadi suatu harapan.
“Teng tung teng.. Teng tung teng” bunyi alarm HP. Lekas mandi,
nyuci pakaian dan bergegas masuk kuliah. Mungkin bisa dibayangkan saat itu
seperti halnya mahasiswa baru yang memiliki semangat seperti api yang membara.
Panas terik matahari tidak menjadi keluhan, justru syukur nikmat
yang tak disangka. Maklum, karena Bandung tempat saya tinggal, sejak hari pertama
menatap langit selalu mendung an udara dingin. Ku pijakkan kaki di Gedung JICA (Japan
International Cooperation Agency)yang menawan, konon gedung ini dibangun
oleh orang jepang sebagai hadiah kepada UPI yang telah mememnangkan perlombaan
karya tulis ilmiah (terang mahasiswa S2 UPI yang dapat cerita dari dosen UPI).
Tepat jam 09:00 WIB ku temui Bapak Kaprodi ILKOM NonDik (Ketua Prodi Ilmu
Komputer Non Pendidikan/murni) diruangan beliau. Namun sayang, ternyata hari
itu Bapak Kaprodi, beliau Bapak Eddy.... tidak dapat masuk kuliah dikarenakan
sakit, dan saya diperintahkan untuk menemui Pak Jajang, selaku Kaprodi
Pendidikan ILKOM untuk mengurus tentang pengambilan mata kuliah selama setengah
semester ke depan.
Tanpa mengetahui kontak person Pak Jajang, akhirnya saya
bertanya kepada salah seorang mahasiswa ILKOM untuk meminta nomor beliau. Nah
.. mulai dari sini suatu kejadian terjadi. Saya katakan bagaikan ayunan.
Nomor Pak Jajang yang saya hubungi lewat whattshap ternyata
tidak online, dan saya mencoba bertanya kepada Pak Andri (selaku administrasi
prodi ILKOM), karena selain diperintah oleh Pak Eddy untuk menemui pak Jajang,
saya juga di suruh menemui Pak Andri untuk melihat jadwal perkuliahan. “Pak
Jajang teh .. di Gedung FPMIPA C” jawab Pak Andri. “Baik pak.. saya akan
mencoba kesana menemui Pak Jajang, dan sebelumnya saya juga disuruh Pak Eddy
menemui Bapak untuk meminta jadwal kuliah pak” terang saya kepada Pak Andri
ketika itu. Dan saat itu pula Pak Andri memberi saya jadwal perkuliahan yang
masih kompleks secara keseluruhan di jurusan Ilmu Komputer, oleh karenanya saya
harus memilah satu persatu tentang mata kuliah apa saja yang saya butuhkan.
Selesai menulis jadwal tersebut, saya segera pergi ke FPMIPA C.
Jarak antara gedung JICA dan FPMIPA C sangatlah jauh. Tidak hanya jauh, tapi
jalannya juga menanjak. Kalau dibayangkan ibarat di UNNES berjalan dari gerbang
utama UNNES sampai dekanat FMIPA. Pokoknya super deh.. pengalaman yang menguras
tenaga dengan jalan kaki.
Sesampainya di Gedung FPMIPA C sempat saya kebingungan, karena
belum mengetahui ruangan mana tempat Pak Jajang berada. Dan akhirnya saya
bertanya kepada salah seorang mahasiswa. “Biasanya dosen sebelum masuk itu
absen dulu teh.. di Gedung JICA, dan saya sehabis dari JICA tadi melihat daftar
hadir dosen, Pak Jajang belum absen”. Jawab mahasiswa tersebut. “Trus kiranya
saya menunggu dimana atuh kang..?” tanya saya seketika. “Tunggu saja di Gedung
JICA teh..” dan saat itupun saya kembali ke Gedung JICA. Ufftt...(lemfoh).
Sesampai di Gedung JICA, saya bertemu lagi dengan Pak Andri, dan
saya katakan sama persis apa yang dikatakan mahasiswa tersebut. Dan apa jawaban
Pak Andri? Beliau memperlihatkan absen dosen, dan Pak Jajang memang sudah
absen. “Lantas dimanakah Pak Jajang??” -_-
Beberapa saat kemudian, datanglah seorang dosen menemui saya dan
Pak Andri ketika itu, “Mau cari siapa neng..?”, tanya dosen tersebut. “Mau cari
Pak Jajang atuh..” Jawab saya. “Oh.. Pak Jajang sedang mengikuti pelatihan dan
pulangnya sampai nanti malam, memangnya ada perlu apa?” dan seketika itu saya
menjelaskan keperluan saya.
Gedubrakk..##
Jawaban dari Pak dosen tersebut bukan menjadi solusi.. tapi
malah berkebalikan dengan fakta. Menjadikan saya bingung saat itu, untuk
percaya kepada siapa? Pak Andri? Mahasiswa? Atau Pak dosen? Kata Pak Andri, Pak
Jajang ada di FPMIPA C (iya sih.. saya belum ngecek sendiri diruangan dosen).
Kata mahasiswa, Pak Jajang belum berangkat dan saya disuruh menunggu di Gedung
JICA (sudah jelas salah kan..karena diabsen Pak Jajang sudah hadir). Dan kata
Pak dosen, Pak Jajang sudah berangkat tetapi beliau mengikuti pelatihan, dan
saya disuruh menemuinya besok lagi. Jadi ada dua kemungkinan, antara Pak Andri
dan Pak dosen.
Sesaat stelah itu, yang menjadi solusi adalah Pak Jajang
sendiri. Tiba-tiba beliau membalas chatt whatshap saya bahwasanya beliau adadi
Gedung FPMIPA C dan saya diperintah
untuk kesana. Waaah..posisi saya di Gedung JICA harus kembali lagi ke
FPMIPA C yang subhanallah jaraknya.. sungguh pperjuangan..
##
Saat itu saya kembali ke FPMIPA C untuk menemui beliau dan
mengurus tentang mata kuliah apa saja
yang fix saya ambil di UPI selama setengah semester ini. Dan alhasil 12
SKS dari 4 mata kuliah yang dapat saya ambil, dimulai kuliah juga hari itu.
So, ada sepetik pelajaran yang saya dapat ambil dari kisah hari
pertama masuk kuliah, yaitu “Jangan gegabah dalam mengambil keputusan, telusuri
kebenarannya. Jangan pula menyepelekan omongan orang yang memberikan petunjuk,
karena belum tentu salah”. Semacam Pak Andri, beliau memberi saran pertama kepada
saya, tetapi bodohnya saya saat itu seperti tidak percaya akan sarannya, justru
saya condong kepada mahasiswa yang memberi saran kedua tetapi malah
menyesatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar